Thursday, November 06, 2008

menunggu jingga tenggelam

suatu hari setan duduk mencangkung dipelataran, beranda sesak dengan rumput yang semakin meninggi meninggalkan debu ke lantai rumah yang dahulu putih bersih, aku berjalan tak mau menoleh seolah tak kenal, padahal mungkin sering kali aku ikut berkongkow dan tertawa melihat ironi seolah hidup ini tiada cela, putih seperti baju perawat atau gaun pengantin yang menjulur tersia sia. ya tetap berjalan sedikit menunduk..menutupi muka dengan tangan..hingga diujung lorong itu jingga telah perlahan memudar..

No comments: