Tuesday, May 27, 2008

tentang perjalanan

Perjalanan seperti melengking, menutup mata dan membuka, kemudian terdiam dan terbawa imajinasi yang melanglang seperti bebasnya bangau di tepian muara pantai utara. Sementara raga ini tepenjara dalam kotak besi raksasa seperti kaleng. Walau aku terselimuti merahnya kafan dan bantal lepek aku tetap menikmati kebebasan berkhayal tanpa batas. Tentang catwalk dengan pakaian plastik, tentang fiksi yang berintuisi, tentang liar hutan tanpa pemburu. Dan tentang lelahnya otot mata melihat dunia. Perjalanan seperti kelaparan duafa yang mencari haus akan tanah perantauan, dikelilingi ketidak tahuan , sampah dan tanda tanya. Dua species ular seperti phyton dan cobra yang saling berebut visi (kadang trailernya seperti bumper spot MTV) aaah racun serangga saja tidak cukup untuk meredam ambisi liar mereka. Perjalanan tentang gunung, jalan2 yang bersih, pohon bambu, gedung2 tua yang berserak dan pantai yang menghampar, aku ini seperti mencari cari tuhan dalam perjalanan, entah itu software ataupun idealisme yang disebut ego prosa atau apapun bentuknya. Berkata kata takkan menghibur jika saja perjalanan sepi ini ditempuhi sendiri. Kaki bernanah, kulit mata mengelupas, menertawai diri sendiri dan iringan musik musik kelompok purba, mungkin budak belian. Perjalanan melintasi malam malam yang asing, melalui cerobong cerobong yang mengepul, melebihi manusia berjumlah ribu dalam nikotin. Dan lampu lampu lentera nelayan kapital menghiasi beragamnya gelap kota yang berkelip tanpa surya. Seperti berputar pada kursi hitam di kantor sambil terperangah pada cacian dalam kertas dan kabel kabel yang menumpuk, lantas ditumpuk dan ditumpuk. Seperti dinginnya berangkas besi, angkuh menyimpan misteri Aku bermain ayunan Dan kulit mataku tetap mengelupas

June 05, 2006

No comments: