menjelang detik jarumnya bergetar, kepada yang berbahagia dan kepada yang bermuram durja, memendam rasa, hasrat membunuh yang tinggi, selagi aku mencaci dingin udara tanpa nikotin, memandang pohon tinggi di ujung bukit yang dulu menawan..dan bulan yang memudar..beberapa menuduh lagi, beberapa mencari selamat, beberapa menjilat pada ucapan yang mulai meninggi nadanya, rasanya enggan menarik nafas karena memang cover buku selalu menawan, selalu menarik, visual yang best tak mungkin teruk! (begitu mungkin orang malaysia mengatakan). kepada perjalanan menuju lentera terangnya lilin, semua usahamu tentu tak kan berujung jika kau tidak tahu bagaimana mencari lubang udara mengikuti gelembung gelembung dalam darahmu..jika memancing dengan harap, silahkan bergembira karena bukan ini permaksudan dan tujuan akhir dari perjalanan, jika iya bersoraklah hip hip huray untukmu sendiri, karena parade bergerak mundur menuju lorong lorong di istana yang tidak boleh dikunjungi (kecuali aku, karena aku punya kartu pers). Kepada pihak yang mengataiku sebagai cecunguk yang tak tentu arah seperti dirinya bergelimang waktu luang untuk berdansa dan sosialisasi ala masa kini. aku tidak sakit hati, aku tidak sakit hati..badai kali ini tidak dahsyat namun ironi dengan aku merebah pada pasir pasir terkikis seperti osteoporosis.terkikis sedikit, sedikit hanya membuat perasaan dahaga pada tengah siang, namun tetap terluka seperti mencari oase pada lautan, seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api, awan kepada hujan...
January 23, 2007
Tuesday, May 27, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment